Breaking News

Ingin Lihat Galaksi Bima Sakti? Ayo, Matikan Lampu 6 Agustus 2016



Jakarta - Ingin menyaksikan indahnya Galaksi Bima Sakti dengan ratusan miliar bintang di dalamnya? Caranya gampang, matikan saja lampu di malam hari pukul 20.00-21.00 WIB, Sabtu (6/8/2016). Ajakan mematikan lampu selama satu jam itu diinisiasi oleh Lembaga Penerbangan dan Antariksa Negara (LAPAN) dalam kampanye 'Malam Langit Gelap atau Dark Sky Night'.

"LAPAN mencanangkan 'Malam Langit Gelap' untuk memperingati Hari Keantariksaan dan membangun kesadaran publik," ujar Kepala LAPAN Thomas Djamaluddin dalam jumpa pers Hari Gerakan Malam Langit Gelap atau Dark Sky Night di Kantor LAPAN, Jalan Pemuda 1, Rawamangun, Jakarta Timur, Jumat (5/8/2016).

Kampanye Malam Langit Gelap diserukan setiap 6 Agustus pukul 20.00-21.00 waktu setempat di seluruh Indonesia. Gerakan ini untuk membangun kesadaran publik tentang pentingnya menyelamatkan malam dari polusi udara yang menyita keindahan malam.

Menurut Thomas, dengan mematikan lampu maka akan nampak Galaksi Bima Sakti dengan ratusan miliaran bintang yang membentang dari utara ke selatan. Rasi Angsa (Cygnus) dengan Segitiga Musim Panas (Summer Triangle), tiga bintang terang di sekitar Rasi Angsa yakni Vega, Deneb dan Altair akan terlihat di langit utara. Sedangkan di langit selatan, akan terlihat Rasi Layang-layang (Crux) yang biasa digunakan sebagai penunjuk arah selatan. Demikian juga rasi Kalajengking (Scorpio) dengan bintang terang Antares persis di atas kepala. 

Thomas menambahkan, pemandangan tersebut kini sudah langka di banyak perkotaan dunia karena semakin parahnya polusi cahaya. Polusi yang dimaksud bertaburannya cahaya lampu perkotaan yang menyebabkan langit tampak terang sehingga mengalahkan cahaya bintang. Miliaran gugus bintang yang redup seperti Sungai Perak atau Gingga (istilah dari Jepang), Jalur Susu atau Milky Way (Inggris) atau Selendangnya Bima Sakti (nama galaksi kita dalam bahasa Indonesia), yang seakan menghilang dari pandangan karena kalah oleh polusi cahaya tersebut. 

"Kampanye ini bertujuan untuk membangun kesadaran publik tentang pentingnya menyelamatkan malam dari polisi cahaya yang telah menyita keindahan langit malam. Aksi mematikan lampu tersebut untuk meminimalisir polusi cahaya selama satu jam, sekaligus kampanye hemat energi," imbuh Thomas.

6 Agustus Ditetapkan Sebagai Hari Keantariksaan (Fida/detikcom)
Sedangkan sebagai tindak lanjut pencanangan Hari Keantariksaan, LAPAN telah mengusulkan kepada pemerintah untuk menjadikan kawasan tertentu sebagai kawasan bebas polusi cahaya. LAPAN mengusulkan Kupang, Nusa Tenggara Timur, menjadi kawasan Observatorium Nasional.

Dengan kondisi cuaca yang kering memungkinkan malam cerah paling banyak terjadi di lokasi tersebut. Posisi Indonesia yang terletak di wilayah ekuator sangat menguntungkan untuk mengamati langit utara dan selatan, tidak seperti di wilayah negara lainnya. 

"Para pecinta astronomi dapat menikmati taburan jutaan bintang dengan leluasa," tutur Thomas.

Hari ini LAPAN juga meluncurkan e-Book The Eclipse Gerhana Matahari Total 9 Maret 2016. Peluncuran itu merupakan rangkaian kegiatan dan hasil pengamatan dari Tim GMT Nasional yang akan menjadi dokumentasi dari perjalanan gerhana matahari tersebut. 
(detik.com)

Tidak ada komentar