Breaking News

Prajurit Kopassus Pecahkan Rekor Dunia, Melihat Orang Tua Langsung Cium Kaki, Silahkan Di Share Ya...!!!



Mematahkan 55 buah balok es yang berderet selama kurang lebih 55 meter dengan tebal 15 senti meter menggunakan jidat bukanlah perkara mudah. Terkecuali perlu keterampilan tinggi tindakan ini bisa memerlukan ketepatan dalam menempatkan posisi jidat pada titik pemecahan es balok. 

Tindakan ini bisa perlu kecepatan gerakan dalam pematahan serta penyusunan pernapasan untuk memusatkan konsentrasi tenaga pada kepala. Tetapi hal semacam itu bisa ditangani salah seorang prajurit Kopassus Kandang Menjangan, Kartasura, Sukoharjo, Sertu (Inf.) Kopassus Dwi Andi. 

Prajurit asal Klaten ini pada Senin (4/4/2016) berhasil memecahkan rekor dunia Museum Rekor Indonesia (Muri) sesudah mematahkan sederet balok es kurun waktu satu menit di Lapangan Bhirawa Yudha Group 2 Kopassus, Kandang Menjangan, Kartasura, Sukoharjo. 

“Ini bermakna dia berhasll memecahkan rekor dunia Muri. Karena sampai kini belum ada orang yang mematahkan balok es dengan kepala sebanyak 55 buah balok es, ” tutur Senior Manager Muri, Ngadri. 

Sebelumnya acara didahului dengan atraksi demo beladiri Merpati Putih oleh 84 prajurit Group 2 Kopassus. Acara yang diprakarsai Danjen Kopassus Myjen TNI M. Herindra ini ditutup dengan pemberian penyerahan sertifikat Muri oleh, Ngadri. 

Kesuksesan ini disaksikan ratusan tamu undangan termasuk orang-orang sekitaran yang diundang untuk pemberian sembako, Wakil Bupati Sukoharjo, Purwadi ; Wakapolres Sukoharjo, Kompol Andika Bayu ; Wadan Group 2 Kopassus, Letkol (Inf.) Andrian Triswasana ; Pamen Ahli Kopassus, Kol. (Inf.) Saleh Mustafa ; Asren Kopassus, Kol. (Inf.) Agus Sasmita ; Kapen Kopassus, Letkol (Inf.) Joko Tri Hadi M dan sebagainya. 

Disamping itu Dwi Andi usai mematahkan semua balok es mengakui suka. Namun diakuinya hal semacam ini berat sekali. 

“Tadi pada pematahan balok es ke 42, oksigen di tubuh merasa nol atau tak ada. Karena itu pada akhir pemecahan balok es ke-55 saya pernah sempoyongan, ” ungkap dia sambil memberikan dia butuh latihan empat bulan untuk mematahkan balok-balok es itu. 

Pada bagian lain orang tua Dwi Andi mengaku pernah was-was dengan aksi ini. Karena pematahan balok es dilakukan dengan jidat dan jumlahnya cukup banyak. 
”Biasaanya jumlahnya paling hanya 30 hingga 40 buah. Oleh karena itu waktu sekarang harus mematahkan 55 buah balok es saya juga deg-degan, ” tutur ibu Dwi Andi, Wiwik Handayani, 58, dengan mata berkaca-kaca karena terharu. 

Menurut dia waktu persiapan beberapa waktu lalu, Dwi sering kali menelepon dianya untuk memohon doa restu dan mendoakannya. Hal ini buat Wiwik selalu waswas saat mendekati hari H proses. 

Terkait dengan hal itu Wiwik mengaku sehari-hari mendoakan putranya yang akan menghadirkan kebanggaan untuk korpsnya. 

“Dia itu ibaratnya anak ibu, jadi apabila ada apa-apa tidak tahu ingin tugas ke mana atau hal utama yang lain dia senantiasa menelepon saya serta ayahnya, ” kata dia. 

Sedang ayah Dwi, Bambang Subianto, 64, mengemukakan pada awalnya dia tak mengira Dwi Andi bisa masuk TNI. Karena fisik putra ke dua dari empat bersaudara itu dinilai tidak mencukupi, sesudah menderita sakit berat. 

Dia menerangkan hal semacam itu berjalan karena saat SMA putranya sukai hidup tak teratur dan sukai berkelahi. Namun sekarang dia bersukur karena telah berhasil bikin prestasi membanggakan. 

“Dulu waktu masih SMA dia sering membela beberapa rekannya bila berkelahi. Anak saya ini memang solidaritasnya pada teman-teman tinggi, ” kata dia. 

Disamping itu kondisi pematahan balok es jalan lancar. Sesudah berhasil cetak rekor Muri, Dwi segera diangkat sebagian rekannya beramai-ramai sembari menyanyikan lagu-lagu penyemangat. 

Terlepas dari itu semua ada adegan yang menerenyuhkan. Usai mematahkan balok-balok itu Dwi yang dihampiri kedua orang tuanya selekasnya bersimpuh mencium kedua kaki mereka. 

Kedua orang-tua ini selekasnya mengusap kepala Dwi hingga adegan mengharukan ini bikin mereka yang ada hening sejenak. © Solopos. com 

Tidak ada komentar