Nara Masista, Diplomat Cantik Indonesia yang Kecerdasanya Jadi Sorotan di Sidang PBB
Sempat mencuri perhatian dunia, diplomat cantik dari Indonesia ini. Bukan karena kecantikanya, tapi kecerdasanya dalam menanggapi suatu pertanyaan dan pernyataan.
Dalam Sidang Umum PBB ke-71 di New York, Amerika Serikat, bertema Sustainable Development Goals (SDGs) diihadiri berbagai pimpinan negara dan diplomat dunia. Indonesia tentunya tidak ketinggalan ikut serta dalam memaparkan program terbaru dari pemerintah serta tantangan yang harus dihadapi dunia dalam mencapai tujuan SDGs.
Dalam berbagai runtutan acara yang penuh ketegangan tersebut, seorang diplomat junior Indonesia, Nara Masista, sempat mencuri perhatian dunia. Nara Masista dengan tegas membalas pidato para pimpinan negara Pasifik. Wanita kelahiran 1982 itu mewakili Indonesia menggunakan hak jawab terhadap pernyataan yang dilontarkan oleh Presiden Nauru, Presiden Kepulauan Marshall dan empat perdana menteri negara-negara Pasifik dalam sidang umum PBB yang menyangkut pelanggaran hak asasi manusia yang terjadi di Papua dan Papua Barat.
Dalam pemaparannya Nara Masista menjelaskan secara gamblang bahwa para pimpinan negara tersebut tidak seharusnya menggunakan Sidang Umum PBB untuk mengintervensi dan melanggar kedaulatan negara lain.
"Kami menolak mentah-mentah sindiran terus menerus dalam pernyataan mereka. Itu jelas mencerminkan ketidakpahaman mereka terhadap sejarah, situasi saat ini dan perkembangan progresif di Indonesia," ujar Nara sebagaimana dilansir brilio.net dari laman Facebook WPU, Rabu (28/9).
Alumni SMA 70 Jakarta ini pun kembali melanjutkan penjelasannya perihal berbagai upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah perihal penegakan HAM didalam negeri maupun mendukung berbagai upaya penegakan HAM dikancah internasional. Sikap lugas dengan berbagai argumen tajam ini membuat Nara Masista banyak dikutip oleh berbagai media internasional.
"Dan sebagai kesimpulan pimpinan, ada pepatah di kawasan Asia Pasifik, ketika seseorang menunjukkan jari telunjukkan pada yang lain, jari jempolnya secara otomatis menunjuk pada wajahnya sendiri," kata Nara menutup pemaparannya dengan penuh ketegasan.
Meski berusia 34 tahun, namun kemampuan Nara Masista dalam berdiplomasi tentu tidak diragukan lagi. Sebab, wanita cantik nan cerdas ini merupakan besutan FISIP UI jurusan Hubungan Internasional. Bahkan kini dia tengah melanjutkan gelar masternya di St Andrews University. Tidak hanya cukup sampai di situ saja, Nara Masista pun dikenal sebagai peneliti dengan berbagai publikasi internasional yang dimilikinya seperti Intraste Conflict Management: The Twin Track Approach yang banyak menjadi rujukan pembelajaran di dunia perihal kebijakan luar negeri.
sumber : wajibbaca.com
Dalam Sidang Umum PBB ke-71 di New York, Amerika Serikat, bertema Sustainable Development Goals (SDGs) diihadiri berbagai pimpinan negara dan diplomat dunia. Indonesia tentunya tidak ketinggalan ikut serta dalam memaparkan program terbaru dari pemerintah serta tantangan yang harus dihadapi dunia dalam mencapai tujuan SDGs.
Dalam berbagai runtutan acara yang penuh ketegangan tersebut, seorang diplomat junior Indonesia, Nara Masista, sempat mencuri perhatian dunia. Nara Masista dengan tegas membalas pidato para pimpinan negara Pasifik. Wanita kelahiran 1982 itu mewakili Indonesia menggunakan hak jawab terhadap pernyataan yang dilontarkan oleh Presiden Nauru, Presiden Kepulauan Marshall dan empat perdana menteri negara-negara Pasifik dalam sidang umum PBB yang menyangkut pelanggaran hak asasi manusia yang terjadi di Papua dan Papua Barat.
Dalam pemaparannya Nara Masista menjelaskan secara gamblang bahwa para pimpinan negara tersebut tidak seharusnya menggunakan Sidang Umum PBB untuk mengintervensi dan melanggar kedaulatan negara lain.
"Kami menolak mentah-mentah sindiran terus menerus dalam pernyataan mereka. Itu jelas mencerminkan ketidakpahaman mereka terhadap sejarah, situasi saat ini dan perkembangan progresif di Indonesia," ujar Nara sebagaimana dilansir brilio.net dari laman Facebook WPU, Rabu (28/9).
Alumni SMA 70 Jakarta ini pun kembali melanjutkan penjelasannya perihal berbagai upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah perihal penegakan HAM didalam negeri maupun mendukung berbagai upaya penegakan HAM dikancah internasional. Sikap lugas dengan berbagai argumen tajam ini membuat Nara Masista banyak dikutip oleh berbagai media internasional.
"Dan sebagai kesimpulan pimpinan, ada pepatah di kawasan Asia Pasifik, ketika seseorang menunjukkan jari telunjukkan pada yang lain, jari jempolnya secara otomatis menunjuk pada wajahnya sendiri," kata Nara menutup pemaparannya dengan penuh ketegasan.
Meski berusia 34 tahun, namun kemampuan Nara Masista dalam berdiplomasi tentu tidak diragukan lagi. Sebab, wanita cantik nan cerdas ini merupakan besutan FISIP UI jurusan Hubungan Internasional. Bahkan kini dia tengah melanjutkan gelar masternya di St Andrews University. Tidak hanya cukup sampai di situ saja, Nara Masista pun dikenal sebagai peneliti dengan berbagai publikasi internasional yang dimilikinya seperti Intraste Conflict Management: The Twin Track Approach yang banyak menjadi rujukan pembelajaran di dunia perihal kebijakan luar negeri.
sumber : wajibbaca.com
Tidak ada komentar