Breaking News

Rumah Hangus Di Lalap Si Jago Merah, Yang Tersisa Hanya Al Qur'an

Di antara puing-puing yang menghitam dan masih berjelaga, sejumlah anak menemukan Al Quran di rumah Kudsa Abaran (74) yang dilalap api, Jumat (9/9/2016) sore itu.

Padahal jika melihat kondisinya, Al Quran tersebut juga bisa saja ikut terbakar.



Dilansir dari bacaberita.com Kebakaran yang diperkirakan menelan kerugian hingga Rp 200 juta tersebut menghanguskan semua bagian rumah.

Bagian depan, ruang tamu, ruang kamar tidur hingga dapur habis terbakar.

Namun sore harinya, ketika anak-anak yang baru pulang sekolah mengorek-orek puing-puing, mereka menemukan Al Quran.

Beberapa di antaranya bahkan masih utuh luput dari amukan si Jago Merah yang cepat merembet.

Anak-anak tersebut kemudian membawa Al Quran tersebut.

Kudsia mengatakan, Al Quran tersebut ia simpan dalam lemari di ruang tamu.

“Memang ada beberapa Al Quran yang saya simpan di dalam lemari,” kata dia, Sabtu (10/9).

Ia mengaku kaget mendengar kabar Al Quran masih dalam keadaan utuh.

“Allhamdulillah jika tidak terbakar. Saya juga belum melihat kondisi rumah saya,” ujarnya.

Terpantau, lemari yang dimaksud Kudsia pun sudah hangus terbakar.

Kudsia adalah istri Harsono Sabir.

Orangtua Ketua DPRD Kotamobagu Ahmad Sabir itu berada di rumahnya yang berlokasi di Keluarahan Biga, Kotamobagu Utara, saat kebakaran terjadi.

Kudsia berhasil keluar lebih dahulu dari suaminya.

“Waktu itu api belum merembet sampai ke dalam, baru di bagian depan. Saya cek dari jendela, mulai dari kamar depan ayah tidak ada. Saya pindah ke jendela kamar belakang, saya lihat dia ada d idalam. Saya masuk lewat pintu belakang dan masuk ke kamar belakang,” ujar Ahmad Sabir.

Untuk sementara kebakaran diduga dari lilin.

Kata Ahmad, berdasarkan penuturan ayahnya, pada pukul 04.30 Wita listrik padam. Ayahnya terbangun dan memasang lilin.

“Karena sudah tua, ayah mungkin meletakkannya di atas papan di warung. Di sana ada sembilan tabung gas kosong dan bensin sekitar satu galon,” terang dia.

Ketika listrik sudah tidak padam, sang ayah bangun lagi untuk mematikan lilin. Di situlah ia melihat api sudah membakar warung.


(wajibbaca.com)

Tidak ada komentar