Breaking News

Diberitakan Dukung Gerakan Makar, Begini Reaksi TNI


Jakarta – Beredarnya video dari Dragon TV berjudul ‘Perwira Tinggi TNI AD Marah Atas Penangkapan Kivlan Zein’ di media sosial yang diunggah pada hari Minggu 4 Desember 2016 sangat provokatif dan meresahkan masyarakat Indonesia. Menyikapi hal itu, TNI menegaskan berita tersebut tidak benar.
“Dalam menanggapi beredarnya video berdurasi 3 menit 30 detik yang diunggah di akun youtube Dragon TV perlu dilakukan penelusuran, mengingat channel tersebut tidak menginduk pada Dragon TV Tiongkok, dimana pemberitaan tersebut sepihak dan belum ada konfirmasi kepada pejabat yang berwenang di TNI, khususnya TNI AD,” demikian dikatakan Kapuspen TNI Mayjen TNI Wuryanto di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Selasa (6/12/2016).
Wuryanto menjelaskan, Mayjen TNI (Purn) Kivlan Zein dan Brigjen TNI (Purn) Adityawarman Thaha merupakan pensiunan TNI, dan saat ini statusnya sebagai warga sipil biasa seperti warga negara Indonesia lainnya.
“Perlakuan terhadap kedua purnawirawan tersebut pada hakikatnya sama dengan warga negara sipil lainnya, sehingga penangkapan dilakukan oleh Polri itu sudah benar,” ucapnya.
“Sebelum dilakukan penangkapan, pihak Polri selalu melakukan koordinasi dan komunikasi serta saling tukar menukar informasi dengan TNI. Pada prinsipnya, TNI mendukung apa yang dilakukan oleh Polri,” imbuh Kapuspen TNI.
Dalam pemberitaan itu disebutkan pula penangkapan Mayjen TNI (Purn) Kivlan Zein oleh Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya di rumahnya, pada pagi hari, Jumat (2/12/2016), yang dipublikasikan menurut persepsi Dragon TV telah memicu ketersinggungan jajaran Perwira Tinggi dan Menengah TNI AD. Penangkapan sesepuh TNI AD ini, dianggap telah menuduh keperpihakan TNI AD pada rakyat memiliki tujuan makar pada pemerintah.
“Narasi dalam video tersebut secara sengaja diunggah untuk menggiring persepsi masyarakat dengan tujuan membenturkan institusi TNI dan Polri serta Lembaga Kepresidenan, sekali lagi TNI menegaskan, isu berita tersebut tidak benar,” katanya.
“Hal ini sangat berbahaya karena ada upaya mengadu domba antara TNI–Polri dan masyarakat lainnya,” imbuhnya.
Dia pun mengimbau agar publik cermat mencerima dan mencerna informasi yang tersebari di media sosial dan tidak mudah percaya dengan sesuatu tanpa mencari perimbangan lain.
“Saya mengimbau kepada masyarakat untuk lebih waspada dan selektif lagi dalam memilah dan memilih informasi yang disebarkan oleh oknum yang tidak bertangggung jawab, melalui media massa khususnya media sosial,” tutupnya. (kriminalitas)

Tidak ada komentar