Breaking News

Penyelewengan KJP! Mahasiswi Cantik Ini Mengingatkan Omongan Ahok yang Jadi Kenyataan

Penyelewengan KJP! Mahasiswi Cantik Ini Mengingatkan Omongan Ahok yang Jadi Kenyataan
Surat terbuka mahasiswi cantik jadi viral, mengingatkan soal kata-kata Ahok yang terbukti.

TRIBUNWOW.COM, YOGYAKARTA - Seorang mahasiswi cantik asal Bali yang kuliah di Yogyakarta mengingatkan omongan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang jadi kenyataan, Selasa (18/7/2017).

Sebuah surat terbuka jadi viral.

Surat tersebut diposting oleh akun Rayu Gulshan @gulshanrayu pada Selasa (11/7/2017) seminggu lalu.

Surat ini jadi viral setelah diunggah oleh akun @fg_ahok akun Instagram yang didedikasikan untuk Ahok.

Hingga saat ini Ahok telah sekitar 3 bulan mendekam di dalam penjara setelah mendapat vonis 2 tahun pada kasus penistaan agama.

Dalam Instagramnya mahasiswi Ilmu Komunikasi di sebuah perguruan tinggi di Jogja ini menulis tentang Ahok di matanya.
Di awal suratnya ia menulis kenapa ia harus peduli padahal asal Bali dan kuliah di Jogja?

Ia kemudian menjelaskan kalau Jakarta adalah ibu kota negara dan berkaitan dengan kebijakan negeri.

Satu hal paling penting ia mengingatkan setelah Ahok tak lagi berkuasa.

Rayu menjelaskan kalau Ahok dulu selalu wanti-wanti terutama program Kartu Jakarta Pintar (KJP) sebuah kartu yang membantu semua pelajar di Jakarta mendapatkan bantuan mulai dari buku, seragam tas hingga kebutuhan lainnya.

Ahok mengingatkan agar KJP jangan diuangkan karena nantinya banyak penyelewengan akan dilakukan.

KJP yang harusnya untuk kebutuhan sekolah beralih fungsi ada yang dibelikan emas bahkan hingga dibelikan handphone.

Hal inilah yang dikhawatirkan dan Rayu mengatakan kalau itu semua telah terbukti.

Ia menyarankan untuk mengetik di mesin pencari 'Google' dengan kata kunci 'Penyelewengan KJP'.

TribunWow.com mencoba mengikuti saran Rayu dan sebuah berita yang ditayangkan pada 5 Juli 2017 lalu dari Kompas.com menunjukkan adanya indikasi penyelewengan KJP.

'Temukan Penyelewengan KJP, Lapor ke Dinas Pendidikan DKI' demikian judul berita tersebut.

Di berita itu Wakil Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta Bowo Irianto meminta masyarakat melaporkan penyelewengan KJP.

Disinyalir ada gerai-gerai yang melayani pemegang KJP untuk menarik tunai.

"Tolong kami dibantu dong datanya, TKP-nya dimana dan oleh siapa, karena KJP kan untuk peserta didik," ujar Bowo, kepada Kompas.com, Selasa (4/7/2017) malam.

Bowo menegaskan akan ada sanksi bagi pemegang KJP yang melakukan penyelewengan dengan menarik tunai.
Sanksinya, KJP mereka dicabut dan tidak bisa mendapat manfaat KJP lagi pada bulan berikutnya.

"Pada periode pencairan selanjutnya yang bersangkutan tidak usah direkomendasikan untuk menjadi calon penerima KJP," ujar Bowo.

Bowo menegaskan larangan tarik tunai KJP tetap berlaku meskipun Basuki Tjahaja Purnama sudah tidak jadi Gubernur lagi.

"Sistem kami tetap masih sama, aturan KJP ini kan berdasarkan aturan pencairan bukan karena ada Pak Ahok atau tidak. Jadi kebijakan kami masih sama," ujar Bowo.

Kenapa Saya Peduli?

Ketika Pilkada, saya mahasiswi ilmu komunikasi di Jogja dari Bali umur 19 tahun sering melihat headline "Ahok untuk Gubernur Jakarta 2017". Iya Jakarta.

Bukan Jogja. 

Bukan Bali.

Tapi kenapa saya peduli? 

Saya peduli karena saya peduli atas siapa yang memerintah negara saya.

Mungkin saya tidak terlalu tau mengenai urusan politik tapi saya menganalisis melalui apa saya pelajari di perkuliahan saya. 

Saya menganggap bahwa Ahok adalah orang yang jujur, tegas, nyata. Memang sih bukan untuk Jogja atau Bali. Tapi, hei.. Jakarta ibu kota negara kan?

Sayang sekali kalau anda tidak peduli dengan ibu kota negara anda sendiri yang berpengauh besar terhadap pemerintahan seluruh negeri. 

Saya peduli karena saya sejujurnya iri kepada orang2 Jakarta yang punya setidaknya sedikit harapan bahwa ada orang baik yang mau mengurus mereka. 

Memangnya saya kenal Ahok? Tidak. Tapi sekali lagi 'saya menganalisis' dari cara orang berkomunikasi. 

Saya peduli karena akhirnya setelah pak #JokoWi ada orang yang berpihak kpd rakyat kecil.

Progam nyata yg tidak dibuat2 sebagai formalitas atau pencitraan dan bukan juga hasil comotan progam kerja orang lain. 

Kredibilitasnya? Terbukti. Sekarang lihat program KJP untuk rakyat miskin. #Ahok tidak bohong mengenai dana yang bisa dicairkan tersebut. 

Tidak percaya? Coba anda ketik di Google 'penyelewengan KJP'. Nanti salah satu hasil pencariannya adalah berita mengenai penyelewengan KJP yg sampai berjuta-juta loh.
Bayangkan? Saking baiknya Ahok, setelah ia dipenjara, orang2 pemilik KJP malah mencairkan uang tersebut BUKAN untuk membeli peralatan sekolah.

Hmm.. bagaimana? Saya peduli karena saya prihatin dgn mental mayoritas orang2 yang katanya 'miskin' di Jakarta. Sudah dibantu kok ya ngelunjak. 

Kok ya culas. Kok ya serakah? Lantas apa bedanya kalian orang miskin dengan orang2 elit & koruptor yang kerjanya menghalalkan segala cara untuk uang? 

Slogannya hidup untuk uang bukan uang untuk hidup. Masih tidak suka gaya bicara Ahok yang keras? 

Lah orang yg dihadapi saja seperti ini.. Dan saya peduli karena saya memiliki kayakinan bahwa orang2 yg duduk di kursi gubernur memiliki potensi besar utk duduk di kursi presiden. Jelas dong?

Tidak ada komentar