Breaking News

Trump Restui Peningkatan Kapasitas Rudal Korsel Demi Imbangi Korut

Trump Restui Peningkatan Kapasitas Rudal Korsel Demi Imbangi Korut
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump(Nicholas Kamm/AFP/Getty Images)


Presiden Amerika Serikat Donald Trump, Jumat (1/9/2017), menyetujui upaya peningkatan kapasitas peluru kendali Korea Selatan, demi mengimbangi kemampuan Korea Utara.

Presiden Trump dan Presiden Korsel Moon Jae-in berbicara di telepon pada hari Jumat. Mereka membahas perilaku yang menciptakan ketidakstabilan di kawasan oleh Korut.

Informasi tersebut tertuang dalam pernyataan tertulis Gedung Putih, yang dikutip AFP.

"Kedua pemimpin sepakat untuk memperkuat aliansi melalui kerja sama pertahanan dan untuk memperkuat kemampuan pertahanan Korea Selatan."

"Presiden Trump memberikan persetujuan konseptualnya tentang rencana pembelian peralatan militer bernilai miliaran dollar AS dari Amerika Serikat."


Senada dengan itu, Park Soo-hyun, Jurubicara kantor kepresidenan Korsel. mengatakan kedua Presiden mencapai kesepakatan prinsip untuk melonggarkan batasan kemampuan rudal balistik Korsel.

Sebelumnya, berdasarkan kesepakatan bilateral kedua negara, rudal Seoul saat ini terbatas dalam jangkauan maksimum 800 kilometer, dengan muatan sebesar 500 kilogram.

Korsel menginginkan bobot hulu ledak maksimum dua kali lipat menjadi satu ton.

Terkait harapan itu, Pentagon mengaku "secara aktif" mempertimbangkan revisi tersebut.

Kesepakatan Korsel dan AS yang ditandatangani pada tahun 2001 - di masa Korsel bergabung dengan rzsim kontrol teknologi rudal (MTCR), awalnya membatasi Seoul dengan roket berjarak tempuh hanya 300 kilometer.

Batasan ini ditetapkan AS karena kekhawatiran akan munculnya perlombaan senjata di Asia Timur Laut.

Namun, setelah uji coba roket jarak jauh Korea Utara pada tahun 2012, Seoul berhasil menegosiasikan peningkatan jarak tempuh tiga kali lipat mendekati batas 800 kilometer.

Dengan demikian fasilitas militer Korut bisa berada di dalam jangkauan peluru kendali Korsel, demikian pula wilayah China dan Jepang.

Ketegangan kembali memuncak saat Pyongyang menembakkan rudal jarak menengah Hwasong-12 di atas wilayah uadara Jepang pada hari Selasa pagi (29/8/2017).

Korut menyebut tindakan itu diambil sebagai upaya mempertahankan diri dari latihan militer yang sedang digelar AS dan Korsel.

Menanggapi peristiwa ini, Trump pun langsung berkomentar pedas. Dia menyatakan, dialog bukan lagi menjadi pilihan dalam menyelesaikan krisis di Korea.

Kendati demikian, Presiden AS hanya menyebutkan bahwa "semua opsi" dalam tindakan untuk Korut kini masih dipertimbangkan.

Selain itu, Trump pun menerbangkan pesawat pengebom dan jet siluman ke kawasan semenanjung Korea, sebagai bagian dari latihan tempur bersama Korsel.

Namun penerbangan itu pun disebut sebagai aksi unjuk kekuatan kepada Pyongyang.

Sumber

1 komentar: